4 Masalah pelayanan haji
Penyelenggaran
haji 2012 telah usai, namun, evaluasi terhadap pelaksanaannya harus
tetap dilakukan. Buktinya, ada 4 hal penting yang menjadi permasalahan
dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.
Setiap tahun, permasalahan yang sama kerap terulang, yaitu: pemondokan, transportasi, katering, dan kesehatan jamaah.
Lihat saja dari segi pemondokan atau perumahan. Kementerian Agama menjanjikan 90% pemondokan yang jaraknya maksimal 2 km dan 10% yang di atas 2 km.
"Namun nyatanya, banyak yang tidak mencapai 90 persen," ujar Jazuli Juwaini, anggota DPR RI Komisi VIII dari Fraksi PKS.
Pemerintah berkilah bahwa jauhnya jarak pemondokan jamaah dengan Masjidil Haram karena kalah cepat dengan negara lain dalam memesan hotel atau pemondokan yang jaraknya lebih dekat. Hal ini dinilai tidak masuk akal karena sebelum pelaksanaan ibadah haji, pemerintah telah menyetor uang muka sebesar 30% untuk pemondokan.
Jazuli menekankan agar pemerintah menjalin kerja sama dengan pengusaha di Arab Saudi agar pemondokan untuk jamaah haji dapat lebih nyaman dan dekat jaraknya dengan Masjidil Haram. Apalagi di tahun-tahun mendatang, pemerintah agaknya harus bekerja keras mewujudkan hal tersebut, pasalnya perluasan Masjidil Haram terus dilakukan dan mengakibatkan bangunan di sekitar masjid harus dirobohkan.
Kemudian, masalah transportasi juga kerap menjadi kendala dalam pelaksanaan ibadah haji. Armada bus yang ada dinilai masih kurang untuk mobilitas jamaah, terutama pada puncak haji.
Di lain pihak, Syaerozi Dimyati, Ketua PPIH Arab Saudi, mengatakan bahwa pihaknya mengutamakan masalah transportasi untuk diperbaiki pada musim haji mendatang. Alasannya tentu saja karena insiden terbakarnya bus yang membawa jamaah haji Indonesia.
"Jangan sampai, tahun depan ada lagi bus yang terbakar, mogok, dan lain sebagainya," kata Syaerozi.
Namun, Syaerozi tetap menilai, penyelenggaraan dan pelayanan haji tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
(IN)
sumber: berbagai sumber
Setiap tahun, permasalahan yang sama kerap terulang, yaitu: pemondokan, transportasi, katering, dan kesehatan jamaah.
Lihat saja dari segi pemondokan atau perumahan. Kementerian Agama menjanjikan 90% pemondokan yang jaraknya maksimal 2 km dan 10% yang di atas 2 km.
"Namun nyatanya, banyak yang tidak mencapai 90 persen," ujar Jazuli Juwaini, anggota DPR RI Komisi VIII dari Fraksi PKS.
Pemerintah berkilah bahwa jauhnya jarak pemondokan jamaah dengan Masjidil Haram karena kalah cepat dengan negara lain dalam memesan hotel atau pemondokan yang jaraknya lebih dekat. Hal ini dinilai tidak masuk akal karena sebelum pelaksanaan ibadah haji, pemerintah telah menyetor uang muka sebesar 30% untuk pemondokan.
Jazuli menekankan agar pemerintah menjalin kerja sama dengan pengusaha di Arab Saudi agar pemondokan untuk jamaah haji dapat lebih nyaman dan dekat jaraknya dengan Masjidil Haram. Apalagi di tahun-tahun mendatang, pemerintah agaknya harus bekerja keras mewujudkan hal tersebut, pasalnya perluasan Masjidil Haram terus dilakukan dan mengakibatkan bangunan di sekitar masjid harus dirobohkan.
Kemudian, masalah transportasi juga kerap menjadi kendala dalam pelaksanaan ibadah haji. Armada bus yang ada dinilai masih kurang untuk mobilitas jamaah, terutama pada puncak haji.
Di lain pihak, Syaerozi Dimyati, Ketua PPIH Arab Saudi, mengatakan bahwa pihaknya mengutamakan masalah transportasi untuk diperbaiki pada musim haji mendatang. Alasannya tentu saja karena insiden terbakarnya bus yang membawa jamaah haji Indonesia.
"Jangan sampai, tahun depan ada lagi bus yang terbakar, mogok, dan lain sebagainya," kata Syaerozi.
Namun, Syaerozi tetap menilai, penyelenggaraan dan pelayanan haji tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
(IN)
sumber: berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar