Senin, 26 November 2012

zamzam

Air Zamzam Menyimpan Seribu Keajaiban

mata air zamzamKeistimewaan air zamzam memang tak terbantahkan. Walau setiap tahun diambil jutaan manusia dari seluruh dunia, sumber air itu tidak pernah surut.
Tak hanya itu, hasil penelitian Dr. Masaru Emoto dari Jepang membuktikan air zamzam memiliki struktur unik dan kemampuan penyembuhan yang luar biasa.
Sejarah telah membuktikan khasiat dan keistimewaan air zamzam dari zaman ke zaman.
Di sebuah cekungan bukit batu hitam gersang, di mana curah hujan hanya 10 sentimeter per tahun, secara teoritis sangat tak masuk akal jika di dalamnya terkandung sumber mata air bersih yang luar biasa deras, berkhasiat, dan kaya mineral.
Meski usianya sudah lebih dari 4.000 tahun (sejak putra Nabi Ibrahim dilahirkan, Red), mata air ini masih dapat dinikmati seluruh umat manusia hingga kini.

Kisah memancarnya air zamzam diawali pada zaman kenabian Ibrahim.
Kala itu Nabi Ibrahim yang harus bertolak ke negeri Syam atas perintah Allah terpaksa meninggalkan istrinya Siti Hajar dan bayinya Ismail di lembah Mekkah yang tandus. Sekantung kurma dan air yang ditinggalkan untuk mereka berdua habis setelah 2 hari berselang. Ketika rasa haus sudah mencapai ubun-ubun dan si kecil Ismail menangis kehausan, bingunglah Siti Hajar.
Berlarilah Siti hajar mencari air melintasi Bukit Shafa lalu kembali ke Bukit Marwah. Namun air yang dicarinya tidak juga ditemukan. Namun pada putaran ke-tujuh setelah bolak-balik Shafa dan Marwah, Siti Hajar terduduk lemas di samping bayinya. Tiba-tiba dari tanah tempat duduk Ismail yang saat itu menangis kuat sambil menghentak-hentakkan kakinya keluarlah air. Sang ibu yang kaget spontan berseru, “Zummi, zummi” (berkumpullah, berkumpullah). Dari cerita inilah kata zamzam berasal.
Keajaiban Air Zamzam
Pada tahun 1971, seorang doktor dari negeri Mesir mengatakan kepada Press Eropah bahwa air Zamzam itu tidak sehat untuk diminum. Asumsinya didasarkan bahwa kota Mekah itu ada di bawah garis permukaan laut. Air Zamzam itu berasal dari air sisa buangan penduduk kota Mekah yang meresap, kemudian mengendap terbawa berr ()sama-sama air hujan dan keluar dari sumur Zamzam. Masya Allah.
Tentu saja ini merupakan prasangka buruk yang merugikan dunia Islam. Raja Faisal lalu memerintahkan Mentri Pertanian dan Sumber Air untuk menyelidiki masalah ini, dan mengirimkan sampel air Zamzam ke Laboratorium-laboratorium di Eropah untuk ditest.

Tariq Hussain, insinyur kimia yang bekerja di Instalasi Pemurnian Air Laut untuk diminum, di Kota Jedah, mendapat tugas menyelidikinya. Pada saat memulai tugasnya, Tariq belum punya gambaran, bagaimana sumur Zamzam bisa menyimpan air yang begitu banyak seperti tak ada batasnya.

Ketika sampai di dalam sumur, Tariq amat tercengang ketika menyaksikan bahwa ukuran kolam sumur itu hanya 18 x 14 feet saja (Kira-kira 5 x 4 meter). Tak terbayang, bagaimana caranya sumur sekecil ini bisa mengeluarkan jutaan galon air setiap musim hajinya. Dan itu berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu, sejak zaman Nabi Ibrahim AS.

Tariq mulai mengukuur kedalaman air sumur. Dia minta asistennya masuk ke dalam air. Ternyata air sumur itu hanya mencapai sedikit di atas bahu pembantunya yang tiinggi tubuhnya 5 feet 8 inci. Lalu dia menyuruh asistennya untuk memeriksa, apakah mungkin ada cerukan atau saluran pipa di dalamnya. Setelah berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, ternyata tak ditemukan apapun!.
Dia berpikir, mungkin saja air sumur ini disuppli dari luar melalui saluran pompa berkekuuatan besar. Bila seperti itu kejadiannya, maka dia bisa melihat turun-naiknya permukaan air secara tiba-tiba. Tetapi dugaan inipun tak terbukti. Tak ditemukan gerakan air yang mencurigakan, juga tak ditemukan ada alat yang bisa mendatangkan air dalam jumlah besar.

Selanjutnya Dia minta asistennya masuk lagi ke dalam sumur. Lalu menyuruh berdiri, dan diam di tempat sambil mengamati sekeliliingnya. Perhatikan dengan sangat cermat, dan laporkan apa yang terjadi, sekecil apapun. Setelah melakukan proses ini dengan cermat, asistennya tiba-tiba mengacungkan kedua tanganya sambil berteriak: Alhamdulillah, Saya temukan dia! Pasir halus menari-nari di bawah telapak kakikuu. Dan air itu keluar dari dasar sumur.

Lalu asistennya diminta berputar mengeliliingi sumur ketika tiba saat pemompaan air (untuk dialirkan ke tempat pendistribusian air) berlangsung. Dia merasakan bahwa air yang keluar dari dasar sumur sama besarnya seperti sebelum periode pemompaan. Dan aliran air yang keluar, besarnya sama di setiap titik, di semua area. Ini menyebabkan permukaan sumur itu relatif stabil, tak ada guncangan yang besar

Seussai pengamatan itu, Tariq mengirimkan sampel air ke beberapa laboratorium di Eropah dan sebagian ke laboratorium di Saudi. Dan sebelum meniinggalkan Kabah, dia berpesan kepada petugas di Mekah untuk menyelidiki keadaan sumur lainnya di sekitar Kabah.

Sesampainya di kantornya di Jedah, dia mendapat laporan bahwa sumur-sumur lain di sekitar Mekah dalam keadaan keriing. Jadi hanya sumur Zamzam yang penuh air. Allahu Akbar. Jika Allah menghendaki, apapun bisa terjadi.
Sumur yang Tak Pernah Kering
Sumur air zamzam yang tak pernah kering dan tak tercemar ini terdapat di Gurun Saudi Arabia. Keberadaannya senantiasa mengundang decak kagum. Bayangkan saja, sumber air zamzam saat difoto satelit ternyata terhubungkan dengan Laut Merah atau Laut Mati yang bersatu menuju satu titik di bawah Ka’bah.Tak heran jika air ini tidak pernah habis sepanjang zaman.
Begitu juga seputar kejernihan dan khasiatnya. Siapa sangka jika air zamzam sudah mengalami proses penyaringan sangat unik, yakni melalui bebatuan dan gurun pasir yang berlapis-lapis. Air ini mengandung berbagai mineral dan zat yang dibutuhkan tubuh. Mineral dan elemen-elemen itu jumlahnya amat fantastis, sekitar 2 ribu miligram per liter. Di antaranya, sodium (250), kalsium (200), potassium (20), magnesium (50) sulfur (372), bicarbonate (366), nitrat (273), fosfat (0,25), clan ammonia (6).
Tak hanya itu keajaiban air zamzam. Studi ilmiah Yang dilakukan doktor dari Universitas Yokohama Jepang, Dr. Masaru Emoto membuktikan, kalau air zamzam yang selama berabad-abad mengalir di kawasan tempat peribadatan umat Islam itu memiliki struktur yang unik.
Dalam bukunya The True Power of Water yang laku keras di Jepang dan Amerika tersurat bagaimana air zamzam memiliki kekuatan penyembuhan yang luar biasa. Tak salah jika Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sebaik-baik air di permukaan bumi adalah air zamzam. Padanya ada makanan yang menyegarkan dan penawar bagi segala penyakit”.
Menurut Masaru Emoto, air memiliki sifat sensitif namun juga reaktif.
Jika dibacakan padanya kata-kata yang baik, air akan bereaksi positif.
Sebaliknya, jika diberikan kata-kata buruk, maka air juga akan bereaksi sifat dan makna kata-kata tersebut.
Keunikan air digambarkan Masaru Emoto sebagai sebuah kristal yang bisa berstruktur indah heksagonal (segienam) atau bahkan kristal pecah tak beraturan. Label baik atau buruk inilah yang pada akhirnya akan menentukan jenis kristal yang akan terbentuk nantinya.
Konfigurasi Terindah
zamzamKeajaiban struktur air zamzam telah dibuktikan Masaru Emoto dalam sebuah penelitian yang telah dilakukannya sejak 1994. Ia mengungkapkannya saat menjadi pembicara di Malaysia. Saat itu ia membawa beberapa slide mengenai sampel air yang diambilnya dari berbagai sumber, seperti sungai, laut, telaga, mata air, dan sebagainya. Dari sana terkumpullah sebanyak seribu bentuk kristal air.
Beberapa molekul air yang ditelitinya berbentuk tak teratur, kecuali molekul air zamzam. Susunan molekul air zamzam berstruktur sangat indah, teratur, cantik bak berlian yang berkilauan, dan memancarkan lebih dari 12 warna jika dibekukan.
Saat itu Masaru Emoto bertanya pada para peserta seminar, molekul air apakah ini? Di kala suasana senyap, seorang peserta menjawab kemungkinan molekul indah itu adalah molekul air zamzam, sebab air itu merupakan air yang paling mulia di dunia.
Ternyata benar apa yang dikatakan peserta tadi. Penelitian Masaru Emoto terhadap air zamzam menunjukkan, bahwa molekulnya memang paling cantik dan indah di antara air lainnya. Kemudian Masaru Emoto menerangkan bagaimana sebuah kata bisa mempengaruhi bentuk molekul air. Dalam kesempatan itu dia juga meminta peserta menguji sendiri bentuk molekul yang diinginkannya.
Saat salah seorang diminta memberi bacaan buruk ke dalam air mineralnya, tiba-tiba molekul-molekul air membentuk struktur aneh. Sebaliknya, ketika seseorang diminta memberikan bacaan doa pada air tadi, ternyata yang terbentuk kemudian adalah molekul air seperti berlian dan berkilau. Itu membuktikan bahwa bila air diberikan bacaan buruk maka akan bersifat tidak baik. Sebaliknya, bila diberikan bacaan baik, air akan bersifat positif.
Delapan Fakta Keajaiban Air
1. Tidak semua air sehat dan jernih membentuk struktur kristal jika dibekukan. Hanya air yang sehat dan berada di lingkungan yang menyenangkan dan baiklah yang bisa.
2. Struktur molekul air dipengaruhi oleh getaran, musik, kekuatan pemikiran, doa, kata-kata atau tulisan yang ditempelkan (dilabelkan).
3. Air zamzam dan Mekkah ketika dibekukan dan difoto membentuk kristal segi enam yang jernih dan sempurna.
4. Air bisa memberi pengaruh positif dan negatif. Karena itu sangat disarankan untuk berdoa sebelum meminumnya.
5. Air dari perairan yang tercemar, air ledeng, beracun, dan dipanaskan tidak akan pernah membentuk kristal.
6. Air yang telah diberikan lantunan musik klasik atau doa setelah dibekukan dan difoto di bawah mikroskop akan membentuk kristal segienam berbentuk bunga yang indah. Berbeda jika diperdengarkan musik keras
7. Meditasi dan doa hanya bersifat sementara mempengaruhi molekul air. Buktinya, upacara ritual dan meditasi yang dilakukan tidak terus menerus di sebuah perairan yang kotor dan berbau, hanya mengubah bau sementara.
8. Lantunan doa yang terus diperdengarkan sepanJang zaman seperti yang terjadi pada sumber air zamzam, dipercaya membuat kualitas molekul airnya bertambah bagus, seperti kristal heksagonal yang berpendar teratur dan berwarna indah.
Bukti Keajaiban Air zam zam
Padang Arafah bagi mayoritas jamaah haji memberikan kesan yang luar biasa. Hal itu pun dirasakan Mawardi Bahrain, pembimbing jamaah haji PT Cordova Abila Travel. Lelaki yang selama 12 tahun lebih bermukim di Makkah dan sepanjang itu pula membimbing jamaah haji dan umrah asal Indonesia maupun jamaah negara lain itu mengakui, Padang Arafah memberikan pengalaman mengesankan. Bahkan, pada penyelenggaraan haji tahun 1425 H, ia merasakan wukuf di Padang Arafah ketika itu, laksana wukuf terakhir baginya. ”Saat wukuf di Padang Arafah, kesan yang saya tangkap, justru kepasrahan totalitas kepada kehendak Allah SWT. Sangat sulit digambarkan dengan kata-kata,” jelas pria asal Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.
Saat khutbah wukuf disampaikan, lanjut suami Rabiyatul Adawiyah ini, kepasrahan itu makin memuncak. Demikian pula saat doa wukuf dikumandangkan baik secara bersama-sama maupun berdoa sendiri. ”Saya pasrah apapun kehendak Allah. Kalau saat itu, Allah menghendaki saya harus kembali (dipanggil ke hadirat-Nya), saya pun rela,” ungkap Mawardi. Ia mengungkapkan, Padang Arafah yang merupakan gambaran Padang Mahsyar (tempat berkumpulnya manusia di hari kiamat kelak, {red}), dirasakannya sebagai bentuk kedekatan seorang hamba kepada Sang Khaliq (Maha Pencipta). Begitu dekatnya hubungan itu, sampai-sampai ia mengidamkan bisa meninggalkan dunia ini saat itu. ”Begitu pasrahnya terhadap kehendak Allah, saya merasa hari itu adalah hari terakhir hidup saya. Sehingga, kalau nyawa saya dicabut pun saat itu, saya rela. Dan itu pula yang saya idam-idamkan,” tuturnya. Karena itu pula, menjelang wukuf pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1425 H, ia pun sempat berpamitan kepada orang tua dan sanak keluarganya. Dan ketika ia menyampaikan hal itu kepada keluarganya termasuk isterinya, semuanya bertanya-tanya. Gerangan apakah yang dialami Mawardi? ”Saya sampaikan, agar keluarga tabah dan sabar, kalau saya hari itu dipanggil Allah.
Karena saya merasa itu hari terakhir saya,” ujarnya. Namun, rupanya Allah masih memberinya umur. Hingga saat ini ia masih mendapat kesempatan untuk membimbing jamaah haji dan umrah dari PT Cordova Abila Travel. Pengalaman lainnya yang dirasakan Mawardi selama menunaikan ibadah haji maupun selama mukim di Makkah, adalah keagungan Allah berupa air zam-zam. Jika merasakan sesuatu yang ‘ganjil’ atau menghadapi masalah, ia selalu meminum air zam-zam. Demikian pula apabila sahabat, keluarga atau pun orang lain menghadapi masalah, ia selalu menganjurkan untuk meminum air zam-zam. Dengan itu, ia berharap Allah memberikan pertolongan.
Kebesaran dan keagungan yang Allah berikan pada air zam-zam, itu pula yang ia rasakan ketika pertama kali tinggal di Makkah. Di asrama, ia sering mengalami sakit. ”Saat masih menjadi pelajar di Ponpes Showlatiyah — milik Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki– saya sempat merasakan kesulitan buang air kecil. Saya disarankan oleh sepupu saya agar meminum air zam-zam, dengan berbagai etika, tata cara yang sopan dan doa serta menghadap kiblat. Beberapa saat setelah meminum air zam-zam, saya pun ingin ke belakang. Dan tanpa disangka, ternyata saya kencing batu. Setelah itu, perasaan saya pun menjadi tenang dan tidak merasakannya lagi,” papar pria kelahiran Mataram, 15 September 1971 ini. Demikian pula ketika hendak menghafal Alquran, kata Mawardi, ia juga selalu meminum air zam-zam.
Atas kehendak Allah, ia pun dengan lancar bisa menghafal dalam waktu yang relatif singkat. ”Alhamdulillah, saya lancar menghafalnya,” jelas Mawardi. Kebesaran dan keagungan Allah pada air zam-zam, kembali dirasakannya ketika isterinya mengalami keguguran. Karena di dalam rahim isterinya masih menyisakan sesuatu setelah keguguran, kata Mawardi, dokter setempat menyarankan agar di-kiret. Setelah bertanya ke sana-ke mari, efek dari kiret tersebut, ia pun pasrah. ”Saya minta dokter yang melakukan kiret harus dokter wanita. Dan sehari menjelang kiret dilakukan, saya minta isteri agar minum air zam-zam. Alhamdulillah, ketika saya bawa ke dokter dan siap di-kiret, ternyata kata dokternya semuanya sudah beres dan tidak perlu dilakukan kiret lagi,” jelas ayah satu anak, Muhammad Al-Fateh (1,5 tahun) ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Shindy IndhyEe PouTrEeArSyaD Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos