Senin, 26 November 2012

manusia


Manusia: Makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral


Setiap manusia pasti mempunyai keinginan. Keinginan manusia itu tidak terbatas. Satu keinginan dipenuhi, muncul keinginan berikutnya. Demikian seterusnya. Apakah semua keinginan manusia itu dapat dipenuhi? Tidak selalu. Kita harus memilih mana keinginan kita yang betul-betul
diperlukan. Itulah yang dimaksudkan dengan kebutuhan. Jadi, kebutuhan ialah sesuatu yang harus dimiliki agar dapat bertahan hidup. Kebutuhan manusia antara lain makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, dan kebutuhan akan orang lain. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia berhubungan dengan orang lain dan memerhatikan keterbatasan sumber daya. Artinya, manusia bertindak sebagai makhluk sosial dan juga
makhluk ekonomi.
Abraham Maslow, seorang pakar aliran Humanisme, membagi kebutuhan manusia menjadi 5 bagian yang menurutnya merupakan suatu hierarki dari yang paling rendah (kebutuhan fisiologis dasar) sampai ke paling tinggi (kebutuhan aktualisasi diri).
1. Manusia sebagai Makhluk Sosial


Apa itu makhluk sosial?

Adakah orang yang dapat hidup sendiri? Jika ada orang yang dapat hidup sendiri, dia akan mati dalam kesendiriannya. Manusia tidak dapat tidak pasti membutuhkan orang lain. Seumur hidupnya manusia pasti membutuhkan orang lain. Ketika dilahirkan, manusia sangat bergantung pada ibunya. Dalam hidup sehari-hari, dia berhubungan dengan orang lain. Ketika meninggal pun, dia membutuhkan orang lain untuk menguburkannya. Dilihat dari siklus hidupnya yang selalu berhubungan dengan dan membutuhkan orang lain, manusia dikategorikan sebagai makhluk sosial. Pada dasarnya
manusia adalah makhluk sosial (homo socialis).
Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan berbagai kegiatan, berinteraksi dengan sesama manusia dan lingkungannya. Hal itu dilakukan untuk mempertahankan hidupnya dan berkembang. Mungkin saja ada orang yang dapat mencari makanannya sendiri, membuat pakaiannya sendiri, bahkan membuat rumahnya sendiri. Namun, bukan berarti dia tidak membutuhkan orang lain. Bayangkanlah apabila kita tidak melakukan kegiatan apa pun dan tidak berinteraksi dengan siapa pun!
Sebagai makhluk sosial, manusia berusaha memenuhi kebutuhannya, termasuk kebutuhan sosialnya. Kehidupan sosial manusia cukup beragam, misalnya kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, kebutuhan keamanan, kebutuhan pendidikan, kebutuhan kesehatan. Sebagai makhuluk sosial, manusia pun berusaha memenuhi kebutuhan sosialnya. Kebutuhan sosial tersebut antara lain mengadakan kegiatan bersama. Kegiatan bersama ini bertujuan untuk membangun komunikasi timbal balik yang saling menguntungkan. Ingatkah kamu bahwa tanpa komunikasi, tidak akan terjadi interaksi sosial? Salah satu contoh kegiatan bersama ialah gotong royong membersihkan lingkungan. Dalam kegiatan bergotong royang yang diadakan secara rutin, misalnya satu bulan sekali, warga dapat bertemu dengan warga lainnya, membicarakan keamanan lingkungan, kesempatan kerja bagi anggota warganya yang belum memiliki pekerjaan, dsb. Manusia hidup di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, manusia harus
memerhatikan nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Nilai dan norma inilah yang menjaga keteraturan hubungan dalam masyarakat. Untuk itu, manusia memerlukan lembaga yang mengatur kegiatan-kegiatan sosial manusia, misalnya kantor urusan agama tempat melangsungkan pernikahan juga undang-undang perkawinan.
Kebutuhan sosial lainnya ialah pendidikan. Pendidikan akan membuka wawasan seseorang. Proses pendidikan turut membantu membentuk kepribadian. Dengan demikian, proses pendidikan juga membantu dalam meningkatkan moral seseorang. Sebagai makhluk sosial yang bermoral, manusia harus berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Misalnya, para pendidik akan mengajarkan bahwa dengan menjalankan ajaran agama dengan benar, kita akan terhindar dari penyakit sosial yang ada di masyarakat.
2. Manusia sebagai Makhluk Ekonomi
Setiap kebutuhan menuntut pemenuhan. Ketika haus, kita minum. Ketika lapar, kita makan. Kita akan berusaha memenuhi semua kebutuhan kita. Namun, dalam memenuhi kebutuhan itu, kita harus memerhatikan kemampuan kita. Misalnya, jika lapar dan uang kita pas-pasan, kita harus dapat mengaturnya sehingga mendapat makanan yang bergizi. Di sisi lain, jika kita punya banyak uang, belum tentu apa yang kita butuhkan tersedia di pasaran. Misalnya, jumlah penduduk Indonesia sangat banyak. Sebagian besar menggunakan minyak tanah untuk keperluan rumah tangga. Ingat
bahwa minyak tanah merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Artinya, pada suatu saat, minyak tanah akan habis. Walaupun kita punya uang untuk membeli, tapi di pasaran tidak ada minyak tanah. Kebutuhan kita akan minyak tanah tidak terpenuhi. Kita harus mencari alternatif bahan bakar lainnya. Oleh sebab itu, kita harus bijaksana dalam memenuhi kebutuhan.
Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan manusia dalam memenuhi atau memuaskan kebutuhannya harus sesuai dengan kemampuannya. Kegiatan inilah yang menunjukkan kedudukan manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus). Sebagai makhluk ekonomi yang bermoral, manusia berusaha memilih dan menggunakan sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya dengan memerhatikan nilai-nilai agama dan norma-norma sosial, tidak merugikan orang lain, menggunakan sumber daya alam secara selektif, serta
memerhatikan kelestarian lingkungan.
3. Perilaku Manusia dalam Pemanfaatan Sumber Daya
Kita telah belajar bahwa keinginan manusia itu tidak terbatas. Demikian pula kebutuhannya. Terpenuhi kebutuhan yang satu, muncul kebutuhan berikutnya. Padahal, untuk memenuhi kebutuhannya, manusia sangat bergantung pada kemampuan atau sumber daya yang ada.
Ketika bayi, semua kebutuhan manusia dipenuhi oleh orang tuanya. Makin dewasa, manusia harus memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia harus mencari makanan untuk makannya. Dia harus mencari pakaian untuk menutupi dirinya. Dia harus mencari rumah tempat berlindungnya. Dia akan melakukan berbagai cara agar kebutuhannya itu dapat dipenuhi. Dalam usahanya memenuhi kebutuhannya, manusia harus memerhatikan sumber daya yang dimiliki. Ada berbagai bentuk sumber daya, biasanya berupa barang atau jasa, misalnya tenaga, kendaraan, uang, pikiran, dan lain-lain.
Sumber daya inilah yang merupakan alat pemuas kebutuhan manusia.
Dalam usaha memenuhi kebutuhannya, manusia harus selektif dalam memilih dan memanfaatkan sumber daya. Mengapa kita harus selektif dalam memilih dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia itu? Contoh, Beni diberikan uang oleh orang tuanya satu hari Rp5.000,00. Pada hari itu, dia
harus membeli bolpen karena bolpennya habis, padahal dia harus belajar sampai sore hari. Artinya, dia harus membeli makan siang di sekolah. Uangnya pasti kurang untuk dua kebutuhan tersebut, bukan?! Dalam kasus ini, makan siang dan bolpen adalah kebutuhan.

Ingatlah bahwa tidak semua sumber daya tersedia dengan melimpah. Ada sumber daya yang persediaannya terbatas. Karena terbatasnya sumber daya, manusia harus selektif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin. Contohnya, jika uang Beni tidak cukup untuk membeli bolpen dan makan siang, dia akan minta tambahan uang kepada orang tuanya. Jika manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, dia akan berusaha mencari dari tempat lain. Salah satu usaha pemenuhan kebutuhan ialah dengan bekerja. Dengan bekerja, manusia akan mendapatkan hasil, baik berupa barang atau uang. Hasil pekerjaannya inilah yang dipakai untuk pemuasan kebutuhannya.
Dalam usaha memenuhi kebutuhannya ini, posisi seseorang sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi bertemu. Sebagai makhluk ekonomi, manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak pernah terpuaskan. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk peduli pada kehadiran orang lain. Di sinilah manusia dituntut untuk melakukan peran sesuai dengan statusnya.
Dalam usaha memenuhi kebutuhannya, manusia dituntut untuk tidak mengganggu bahkan merugikan orang lain. Misalnya, seorang pedagang asongan di perempatan jalan akan mengganggu kelancaran lalu lintas. Demikian juga dengan mereka yang bekerja di perkantoran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Shindy IndhyEe PouTrEeArSyaD Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos