Senin, 24 September 2012

pengaruh kebudayaan korea bagi indonesia

Pengaruh Kebudayaan Korea Terhadap Indonesia

-->
             Di zaman globalisasi ini, sangat mudah bagi kita untuk dapat berkomunikasi bahkan mengenal berbagai kebudayaan dan adat istiadat negara lain. Beberapa tahun lalu hingga saat ini, para remaja Indonesia sangat dibuat candu oleh berbagai macam kekreatifitasan dari Negeri Sakura, Jepang. Khusunya bagi para pecinta kartun buatan Jepang (Anime). Para Otaku (orang yang sangat mencintai Anime) yang berada di Indonesia menjamur tak terhingga banyaknya. Selain Anime, berbagai macam komik khas Jepang (Manga) juga sangat banyak digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Hal ini sempat membuat para komikus lokal kehilangan proyeknya karena para peminat Manga lebih banyak daripada komik-komik lokal.  Tak hanya dunia anime yang dijadikan sasaran kesukaan remaja Indonesia, tapi juga makanan khas Jepang, gaya berpakaian, hingga budaya serta bahasa Jepang. Beberapa deretan nama aktor-aktor Jepang seperti Ikuta Toma, Katsuya Fujiwara, dan Kenichi Matsuyama adalah salahsatu dari sekian banyak aktris dan aktor Jepang yang memiliki banyak penggemar di Indonesia. Selain itu masyarakat Indonesia juga menggemari para penyanyi dari Jepang. Namun, beberapa tahun terakhir ini Korea Selatan juga tidak kalah pintar mengambil hati para remaja Indonesia dengan drama-drama dan musik khas Korea
.
            Dimulai dari beberapa drama-drama korea yang sering disiarkan di stasiun TV Indonesia, masyarakat Indonesia mulai ‘berkenalan’ dengan artis-artis Korea. Tentu saja hal ini membuat banyak hati para kaum wanita terutama para remaja mulai mengidolakan aktris dan aktor dari Korea. Tak hanya aktris dan aktor saja yang diidolakan tetapi sejumlah penyanyi dan boy band – girl band dari Korea juga diidolakan. Buat para penggemar dunia entertaiment Korea, tentu tidak ‘sah’ rasanya jika mereka tidak mengenal kebudayaan Korea itu sendiri serta mempelajari bahasanya. Secara otomatis tentu saja rasa cinta dan keingintahuan akan  semua tentang Korea akan terjadi. Seperti saat ini, gaya berpakaian ala Jepang sudah didominasi juga dengan gaya-gaya berpakaian ala Korea. Rumah makan Jepang juga harus siap bersaing dengan rumah makan Korea yang sekarang sudah mulai banyak dibuka.
            Permasalahannya adalah, bagaimanakah kebudayaan kita bisa bertahan? Jika efek negatif globalisasi ini terus terjadi dan tak diolah dengan profesional, maka masyarkat Indonesia harus siap ‘dijajah’ oleh dunia entertaiment, kebudayaan, serta produk-produk luar negeri. Pasar terbesar suatu negara teretak pada para pemuda dan pemudinya (remaja). Sekarang bagaimana remaja kita bisa meninggalkan kesukaan mereka terhadap kebudayaan negara lain yang lebih cenderung diminati secara otomatis oleh mereka? Tentu saja hal ini nyaris tidak mungkin diubah. Karena kesukaan seseorang akan sesuatu merupakan hak nya dan kita tidak memiliki hak untuk melarang seseorang membenci dunia entertaiment Jepang maupun Korea. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Shindy IndhyEe PouTrEeArSyaD Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos