Meskipun sering disebut sebagai tahayul ( superstition ) urusan
angka keberuntungan dan angka sial ini tidak main-main. Dia bisa
menentukan perputaran roda bisnis dari segala sektor dan memegang
kendali mati hidupnya suatu usaha
.
Kita lihat dahulu angka keberuntungan 8 (delapan) dan 9 (sembilan).
Kepercayaan ini bermula dari aksara 8 dan 9 dari bahasa Mandarin, Jepang
atau Korea.
Pelafalan angka 8 (bā) yang senada dengan fā (yang
bermakna kemakmuran) membuat mereka betul-betul yakin akan nasib baik
yang akan menyertainya.Demikian pula pelafalan 9 (jiǔ) yang
juga bermakna ‘abadi’ (longlasting) memberikan aura yang sangat
positif untuk mereka.
Saya teringat akan berita yang marak pada tanggal 9 September 2009 yang
lalu. Begitu banyak orang yang ingin melangsungkan peresmian
pernikahannya, meresmikan pembukaan usahanya, bahkan melahirkan bayinya
pada hari itu. Hari itu dokter kandungan dan bidan mendapat kesibukan
ekstra karena ‘ditodong’ untuk mempercepat hadirnya sang bayi, kalau
perlu dengan operasi caesar. Demi mengejar angka keramat
9/9/09.
Demikian juga kita masih ingat setahun yang lalu pada upacara pembukaan
Pesta Olimpiade XXIX di Beijing yang dicanangkan persis pada 08/08/08
jam 8:08:08.Dan memang terbukti penyelenggaraannya sukses dan mendapat
banyak pujian.
Ada juga berita kecil baru-baru ini mengenai seorang ‘bos’ dan lima
orang centengnya yang dihukum pengadilan di Beijing karena
tindakan penganiayaan. Mereka berjaga-jaga didepan pintu ruangan
pembuatan pelat nomor yang sedang mencetak nomor polisi ‘8888′ dengan
pisau dan pentungan. Beberapa orang yang coba-coba mendekat kena tusukan
dan pentungan tukang pukul itu. Alhasil harga pelat nomor jadi
bertambah mahal, karena selain kena hukuman kurungan, mereka harus
membayar ganti rugi sebesar 8000 dollar kepada para korbannya.
Kalau angka 8 dan 9 adalah lucky numbers maka kebalikannya
angka 4 adalah angka sial. Sama juga seperti pada angka 8 dan 9, angka
4 (sì) mempunyai homonim (kesamaan suara) dengan sǐ
yang berarti ‘kematian’. Oleh karenanya angka 4 beserta turunannya
sekalian ( 14,24,34… dst) menjadi tabu untuk dipakai dalam segala
urusan.
Didalam lift hotel, apartemen, rumah sakit di banyak negara-negara Asia
kita tidak akan menemukan lantai 4, 14 (kalau ada tingkat 14 nya), di
meja resepsi pernikahan atau pesta lainnya tidak pernah terpasang ‘nomor
meja’ 4, 14, 24 dan seterusnya.
Bahkan di negara Asia yang pernah mendapat pengaruh dari Barat, seperti
Singapore atau Shanghai tombol lift 4, 13, 14 dihapuskan sekalian. Ya
memang, untuk dunia Barat angka 13 pun adalah simbol kesialan dan nasib
buruk.
Saya pernah mengunjungi sebuah real estate untuk mencari
informasi mengenai perumahan yang ada disitu. Dan ternyata nomor
kaveling denah yang dipaparkan oleh pihak pemasaran disitu tidak ada
yang bernomor 4, 14, 24 bahkan 41, 42, 43 dan seterusnya. Alasannya ?
Harga rumah disitu bisa ‘jatuh’ gara-gara ’si empat’ ini.
Bicara soal angka dan berkat yang mengikutinya saya jadi terpikir pada
angka keramat Proklamasi Kemerdekaan kita. Dengan sedikit gatok-gatok
saya merumuskan 17-8-45 dengan ( 1+7=8) lalu 8 lalu (4+5=9), jadilah
8-8-9. Wah, bukanlah ini angka yang membawa hoki ?
Senin, 24 September 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar